Selasa, 29 Januari 2013

13 Puisi Kenangan KKN Vokasi UNIMUS di Adiwerna

By. Eny Weye.
Cacatan pena yang ke-11, Eny Winaryati

Tahun.2013



Kukirim Setangkai Bunga
23 Januari 2013


Setangkai bunga perkabaran,
telah sampai lebih dulu sebelum semua bermula.
dan menjabat salam cinta yang menyemburat. 
karena temali rindu, teramat kuat
kemudian mengakar di lahan kasih sayang.

Setangkai bunga percintaan,
mengembara di belantara kerinduan
menepis sepi yang hendak mampir.
Setangkai bunga tlah hadir,
dan singgah di ranah kesejukan.










Setangkai bunga senyuman,
tersungging di sukma kenangan.
Engkau hisap aromanya,
engkau nikmati dalam imajinasi
bukan ilusi yang dikebiri,
karena telah hadir di sanubari.

Setangkai bunga ini,
masih kugenggam dengan sepuluh jemari,
dan kubenamkan di hati,
kupejamkan mata untuk kunikmati.

(Salam untuk kalian semua sebuah tim yang kompak).





Cinta dibalik belukar
23 Januari 2013

Di balik belukar, cinta berawal.
saat menelisik, dan meyibak asa,
kala pertama, penuh tanya.
Oh.
Semua terjawab sebelum sepekan.
Engkau kirim bukti kesejukan.
Dari rangkaian kenangan, yang tersajikan.

Segudang kreativitas, tertunjukkan.
Teriringi, lompatan imajinasi.
Terekspresi, sejuta motivasi.
Engkau kembangkan, segepok angan.
Untuk engkau hujamkan di bumi pertiwi.
pada sanak family, terangkai sepakat memulai.
Tanpa pamrih.
Tidak juga harap diri,
Semua tertuntaskan, menjelma.
Oh.


Sarapan Pagi
25 Januari 2013

Duhai  kekasih,
engkau menjadi gerbang terdepan
membuka pintu keihlasan,
berjajar rapi, mematutkan diri.
percaya diri, penuh energy.

Duhai, kekasih
Engkau ratakan jalan setapak,
sebelum kakimu menapak
melangkah tegak,
menjadi generasi berpredikat.
yang diharap sejuta umat.
Karena engkau miliki daya pemikat.

Duhai kekasih,
Sebelum semua memulai,
tlah tersiapkan sejak dini,
terhidangkan pada pagi hari,
untuk sarapan pagi,
dengan menu yang khas “imani”
agar terlahirkan, generasi gagah berani
punya eksistensi,
dan menjadi pendekar pada seluruh lini.
(luar biasa!).



Antara engkau dan aku
26 Kanuari 2013

Engkau….
Bukan aku.
Engkau………
Adalah kamu.
Engkau……….
Ada pesona,
Engkau……….
Punya charisma,
Engkau………
Bukan aku.
Engkau…….

Telanjur tersimpan dihatiku.
Engkau……….
Balance-kan, ntuk mencapai bejana berhubungan.
agar  menjadi penyeimbang,
Antara engkau dan aku.
Oh.
Indahnya.





Di balai desa
26 januari 2013

Di balai desa, kita bersua.
buat sepakat komitmen bersama.
Engkau torehkan tinta bersahaja,
juga bisikan mesra.
Pada rentang pentautan cinta diantara kita.

Di balai desa,
Engkau ukir kenang.
membentangkan tautan rasa.
Tersambungkan temali keajaiban.
Nuansa menjelma, meruah penuh dedikasi.
Membumikan raga agar tampil mandiri.
menjadi terbiasa dan amat biasa,
Karena telah mengakar di sanubari 





KOMPROMI
27 Januari 2013

Tanpa meja kita melingkar.
Tanpa konsumsi,  tetap ada motivasi.
Tak ada protokoler, semua serba mengalir.
Tak ada basa-basi, tertuntaskan lewat kompromi.

Lantai, dinding, dan atap, bukanlah  penyekat.
Angin dan debu, menjadi sahabat.
Seyapnya malam, benderangnya siang,
menjadi saksi keabadian.

Mari.
Mengalir semua yang tersimpan didada,
Membekas.
Ntuk tunjukkan sinopsis yang terumuskan.
Pada kompromi, yang terjadi,
Semua selesai sejak dini,
Alhamdulillah.






Berjamaah
27 januari 2013
Imamah!
Konsepsi yang terpatri.
Imamah!
Langkah pasti, yang terjadi.
Imamah!
Jadikan istiqomah terinternalisasi.
Imamah!
Kondisi pada semua lini.
Imamah!
Tak kan terpetik lunturkan diri.
Imamah!
Iman, menghujam kuat sekali.
Imamah!
Makna tersirat, karena bermartabat.
Menjabat amanat. lahirkan kepentingan umat,
kelakkan diingat, menjadi saksi di hari kiamat.



Di Stasiun Tegal
28 januari 2013


Di stasiun ini,
beribu lambaian mengantar kepergian
Berjajar rapi, teriring senyuman
Belum tertuntaskan perbincangan
harus diselesaikan pada akhir pekan,


Di Tegal ini,
Berlaksa kesan membumi
Berjuta angan, mainkan strategi.
Tak inginkan kata berlalu sepi,
Tak ada harap, yang lahirkan mimpi-mimpi.

Di stasiun Tegal ini,
Kita buat janji.
Kalau ini bukanlah yang pertama kali,
Juga bukan yang terakhir.
Rantai gerbong ini, tersambung kuat sekali
mentautkan perjanjian, ntuk sampaikan tongkat estafeta
pada gerbong sesudahnya.
Makna tersiratkan!
Kalaulah perjuangan tak berpangkal akhir,
Karena rel-rel ini menjadi pengikat,
kalau kerrta bekal lewat.
tanda kehidupan belum tamat.
Berproses.  perjuangan  berkata jangan buat sekat,
sampaikan kalimat. Lanjutkan!





ANAKKU
28 januari 2013


Anakku,
Aku titipkan PR yang tersisa.
Untuk engkau selesaikan bersama
Terbagi rata, lahirkan ghiroh pada sesama.

Anakku.
Engkau lepaskan panah kesungguhan
Engkau hujamkan pedang kepekaan
Engkau lemparkan tonggak pesepakatan.
Sungguh, engkau tlah lahir menjadi perisai
Kuatkan benteng, menjadi pagar  melingkupi  

Anakku.
Tak ada rongga perselisian
Tak ada waktu perseteruan
Waktu terbagi, tak ada sisa
Berlomba, melukis memori untuk diabadikan.
Oh. Engkau menjadi penyejuk hati,
Dalam bingkai, mengamini.

(bunda berharap kalian bersepuluh kompak selalu)                      





AMPRUT
28 januari 2013

Kata ini tak pernah singgah dihatimu
Jika tak berkutat dengan tahu
Engkaupun menjadi tahu,
Berharap untuk tampil, digugu dan ditiru,
Bak guru, yang kharismanya lahirkan pembaharu.
Engkau dielu-elu, oleh banyak ibu-ibu,
Dihormati, karena berpribadi
Engkau siapkan segalanya sebelum memulai.
Engkau ikhtiari, ntuk matangkan diri
Engkau berjanji, lahirkan keihlasan yang terpatri.
Kehati-hatian bukan kecerobohan.
Agar tak temui kegagalan.
Ntuk tampilkan diri nan terdepan.
Tak hanya mengumbar jargon lelucon
Yang hanya nikmat untuk ditonton.
Karna engkau tlah menjadi lakon.

(jadilah orang pertama memulai).



Semarang-Tegal
29 Januari 2013

Waktu bukan halangan,
Jarak bukan rintangan.

Semarang-Tegal,
terasa sejengkal.

Selaput rindu,
telanjur melingkupi
Selimut kasih-sayang,
tepikan kegersangan.
lahirkan kenang asmara,
sempitkan jarak diantara kita.
Semua terjalani,
meski banyak aral yang harus dilalui.

Semarang-Tegal,
Tegal-Semarang.
Dalam satu rengkuhan,
Satu kepal tangan,
Untuk sampaikan,
Yes! Sukseskan!



Bersepuluh.
29 Januari 2013

Sepuluh jejaka, nan jenaka.
Sepuluh bujang, bukanlah anak ingusan.
Meski lahir dalam tiga pekan,
namun bukan anak instan,
yang hanya inginkan kemapanan.

Tersirat misi terdepan.
Penuh ambisi, berdedikasi.
Kebak harap,
yang tak inginkan tiarap.

Mengejar cita-cita,
mendesain penuh rasa,
kongkritkan imajinasi,
tertuang di atas lembar  ntuk diteladani.
jadilah figure yang dihormati.
Tampil percaya diri,
trampil nan teliti.

Engkau telah siap,
Jika hendak didaulat,
tongkat estafeta ini, peganglah kuat-kuat.



TAHU
29 januari 2013


Pemudaku,
Dipundakmu tersampir masa depan.
Pada langkahmu, berdetak harapan.
Genggam tanganmu, meraih cita-cita.
untuk engkau rajut dengan benang kesungguhan.

Lantun suaramu, menggema keberanian.
Tatap matamu, pendarkan kesejukan.
Aura wajahmu, teduhkan ketundukan.
Engkau dinanti berjuta umat,
Pesonamu kembangkan kehangatan.

Generasiku,
Tak ada kata-kata yang patut terucapkan,
Pilihan kata bijak,  kukirim hanya untukmu.
Aku hanya mampu berucap:
“I Love You”

0 komentar:

Posting Komentar